Masyarakat Flores Timur juga memiliki kisah atau cerita rakyat tentang asal-usul yang disebut Tutu Usu Maring Asa (Cerita Asal usul), salah satu di antaranya adalah kisah Wato Wele-Lia Nurat. Dalam masyarakat Flores Timur, tradisi lisan tidak dapat dilepaskan dari keadaan sejarah dan kebudayaan masyarakat pendukungnya, bahwa tradisi lisan masyarakat Flores yang menyangkut cerita asal-usul pada umumnya sangat terkait dengan unsur sejarah masa silam. (Taum, 1997: 4)
Masyarakat Flores Timur mengenal istilah orang Tena Mau atau kelompok
suku pendatang yang berasal dari kata tena (perahu) dan mau
(terdampar), istilah itu merujuk kepada para pendatang yang berasal dari
wilayah Nusantara Timur (Seram, Lembata) dan datang ke Flores
timur dengan menggunakan perahu. Sedangkan istilah Sina Jawa merupakan
istilah untuk menyebut wilayah yang berasal dari Nusantara Barat,
meliputi daerah Jawa, sumatera, Malaka dan Sumbawa, saat ini Sina Jawa
merupakan istilah untuk menyebut tempat yang jauh.(Taum, 1997: 5)
Menurut Misionaris Katolik Ernst Vatter, ada cerita lisan yang mengaitkan Sina Jawa dengan Malaka. (Vatter, 1932, 1984(terj). : 71) Dalam tradisi orang belu memang diceritakan bahwa rombongan Sina Mutin Malaka sempat singgah di Flores timur (Larantuka). Terdapat fakta
yang nenerangkan bahwa sejak kejatuhan Malaka ke tangan Belanda tahun
1641 banyak penduduk Malaka termasuk keturunan Portugis yang bermigrasi
ke Larantuka, Flores Timur.
Dalam cerita tradisi lisan yang dituturkan Markus Ratu Badin (68 tahun, 1994)(Taum, 1997: 49-50) yang berasal dari Larantuka diceritakan bahwa nenek moyang orang Flores Timur berasal dari Sina Jawa, yaitu kelahiran manusia kembar Wato Wele dan Lia Nurat dari sebutir telur yang berasal dari burung Elang yang juga orang tua Ema Watu Sem dan Bapa Modu Ma yang tinggal di Sina Jawa
http://ronaldtwain.com/sejarah-asal-muasal-suku-di-flores-timur/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar